Entah apa yang akan ku tuangkan disini, akupun sebetulnya bingung. Yap bener, tidak mengerti sama sekali mengenai aku ini siapa. Bingung dengan segala pertanyaan tentang “aku ini apa”.
Berkaca dari hal sederhana bahwa Aku hanya seseorang yang lahir dengan berbagai keterbatasan intelektual.
Segala yang ada di dunia membuatku bingung akan keberadaannya. Segala yang berkaitan dengan angka menciptakan kebencian-kebencian tak masuk akal dalam pikiran bawah sadarku. Segala yang berkaitan dengan interaksi sosial melahirkan rasa sakit mendalam yang tak kunjung sembuh dalam relung jiwa terdalam.
Entahlah… tapi itu adalah hal paling ku kenal dari aku yang lalu.
Hai Aku (di masa lalu), kamu adalah segala pembentuk Aku yang sekarang. Untukmu Aku ingin mengucapkan banyak hal. Aku yang sekarang adalah Aku yang amat membencimu sekaligus amat menyayangimu, terima kasih sudah bertahan hingga saat ini untukku.
Kamu adalah makhluk terbodoh yang pernah ada di bumi. Kamu adalah makhluk teraneh yang pernah tercipta dari sekian juta kemungkinan. Kamu adalah makhluk terkutuk yang seharusnya tak pernah lahir menjadi bagian dari dunia yang Indah ini.
Ya… itu semua karena kamu terlalu lamban berjalan mengarungi waktu! Kamu terlalu lamban mencapai semua mimpi-mimpimu! Kamu dan Ego bangsatmu yang membuat hidupku penuh liku, dan Aku harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kamu lakukan! Ya.. itu untuk mu hai Aku di masa lalu.
Kamu mengharapkanku untuk memberikan pujian dan belas kasihan? TIDAK! Kamu lah yang mempersulit hidupku, kamu lah yang membuat semuanya berantakan, kamu lah yang meninggalkan jejak kelabu sesuka mu.
Ya…! warna kelabu yang kamu pilih melalui perjalanan waktumu kini bisa menjadi bagian hidupku, menjadikan aku yang tak pernah kunjung memutih.
Tapi di sisi lain ku ucapkan terima kasih, warna kelabu yang kau pilih justru tak pernah menjadikanku lemah atau terlena dengan segala keindahan warna putih, dan tidak segelap warna hitam… warna kelabu membuatku sekuat sekarang, setangguh sekarang.
Aku yang sekarang takkan pernah membayangkan, apa jadinya jika putih atau justru hitam menjadi pilihan mu. Mungkin hidupku takkan seindah mereka yang hanya memiliki warna “HITAM DAN PUTIH” dalam hidup mereka.
Terima kasih mengantarkanku pada warna kelabu yang tak semua orang dapat menikmatinya, aku menikmati sisi kelabumu wahai Aku dimasa lalu. Jika ada mesin waktu yang dapat mengantarku menemuimu, Aku pasti akan memelukmu dengan erat, memberimu satu kata yang tak pernah ingin kamu dengar seumur hidup.
Sekali lagi, Terima Kasih AKU.