Aku dan mas pacar udah 3 tahun pacaran tahun kemarin mamiku nanyain pcrku ini serius atau engga kalau gak aku mau dikenalin saudara lalu bulan november 2022 pcrku dateng ketemu mamiku bilang “saya mau serius” dan mamiku suruh dia datang sama ibunya kl memang betulan, dan bulan mei kemarin orang tua kita bertemu untuk bicarain tentang hubungan dan pcrku bilang ke mamiku mau serius dan nikahin aku lalu mamiku bilang “boleh tapi harus tahun ini” krna aku udah umur 25 kebetulan kita seumuran terus pcrku bilang “diusahakan”. Tapi sampai hari ini kita gak ada progres bahkan belum booking gedung dll kalau aku tanya jwbannya “nanti ya sabar” sedangkan mamiku nanya terus. Salah gak sih aku nanyain dan mulai putus asa sama hubungan ini?
Hi kak cc, thanks udah kirim cerita kamu di tempat Curhat Gratis.
Sorry kalau tanggapan saya agak lama, kebetulan sedang ada beberapa kesibukan. Pertama saya akan komen di bagian penulisan ya. Saya agak butuh waktu lama memproses cerita kak CC karena dalam penulisan kalimatnya sangat panjang. Selain kalimat yang panjang, dalam kalimatnya minim sekali tanda baca di dalamnya.
Kedua, kalau pertanyaannya “salah atau tidak” menanyakan hal tersebut maka jawabannya tidak salah. Tapi, jawaban “tidak salah” ini juga tidak dapat dikatakan 100% benar.
Pernikahan tentunya bukan hal sederhana, ada banyak hal yang sangat perlu dipersiapkan. Salah satunya yang kak CC bilang tadi yaitu “sewa gedung“. Proses penyewaan gedung tentunya membutuhkan pertimbangan beberapa aspek, antara lain biaya yang dimiliki (budgeting), waktu yang tepat, dan lokasi gedung tersebut.
Itu hanya salah satu persiapan dalam proses pernikahan, tentu saja ada banyak hal lainnya.
Saat pasangan kak CC ini berani mempertemukan kedua keluarga, menurut saya ini merupakan itikad yang sangat baik. Tidak banyak pria yang berani melakukannya dengan tekanan seperti itu.
Hal yang perlu dijawab oleh kak CC sendiri:
- Apakah kak CC ini memahami kondisi ekonomi si pria dan keluarga?
- Sudahkah kak CC dan pasangan saling terbuka membahas hal-hal sensitif sebelum melaksanakan pernikahan? hal sensitif ini juga tentang keuangan, tempat tinggal, dan manajemen konflik dan sebagainya.
Kedua pertanyaan di atas akan membuat kak CC mungkin ingin berkomunikasi lebih lanjut dengan calon pasangannya dengan lebih terbuka. Obrolkan, kompromikan, dan carilah solusi bersama atas masalah yang ada ini. Jangan sampai salah satu merasa tertekan dan terpaksa oleh keadaan ini.
Satu hal yang bisa saya katakan untuk kak cc dan pasangan “jika komunikasi masih belum sehat, pernikahan pasti akan terhambat“.